Kamis, 16 Mei 2019

Usaha makanan vegetarian serta vegan tengah berkembang di Indonesia. Hingga, pemain baru punyai kesempatan untuk turut terjun ke usaha ini. Tetapi, sebelum terjun ke usaha ada banyak hal yang butuh dilihat.



Pemilik tempat makan vegetarian, Siti Fang Fang Vegetarian, Alexander Raymon menjelaskan, untuk terjun ke usaha ini semestinya pemilik adalah seseorang vegetarian atau vegan. Karena, seseorang vegetarian atau vegan lah yang mengerti apa yang biasa dikonsumsi.

Lalu, sisi dapur harus tidak bersentuhan dengan suatu yang non vegetarian serta non vegan.

"Sangat penting sedapat mungkin pemiliknya vegan atau vegetarian, mengapa jika ia bukan vegan atau vegetarian menghayati kurang. Ke-2 sisi dapur benar-benar tidak bersentuhan non vegan langkah masaknya, ibaratnya kaya masakan halal. Jika tukang masaknya saja non halal makannya bagaimana rasa-rasanya yang makan.

"Semua peralatan dapur seperti kuali, panci tidak bisa dipakai campur, itu penyebabnya orang yang vegetarian atau vegan seperti saya cukup kesusahan makan di luaran. Kualinya sisa masakan ayam harus dicuci aromanya terkadang masih ada," tutur Alex.

Lalu, harus mengerti jalan distribusi bahan bakunya. Bila harus beli di toko biasa, efek akan mahal. Alex akui, untuk bahan baku lebih pilih untuk ambil dari pasar serta mengolahnya sendiri.

"Kami beli dari pasar seperti pasar induk di antar tiap hari selanjutnya kami olah. Tetapi pasti hasilnya cukup berlainan dengan pabrikan punyai. Bergantung membuat berbahan apa dahulu, jika tahu triknya dapat membuat makanan lokal jadi makanan enak," katanya.

Baru, point utamanya adalah pemasaran. Menurut dia, pasarkan produk vegetarian semakin lebih gampang bila jadi sisi dari komune. Hingga, pemasaran produk berlangsung dari mulut ke mulut.

Sesaat, pemilik katering online plantful.id, Novita Natalia Kusumawardani menjelaskan, ada banyak tahapa yang butuh dikerjakan untuk usaha kuliner vegan atau vegetarian. Pertama, analisa produk yang akan di jual serta pasarnya. Ke-2, cari info masalah vegetarian serta vegan dengan membaca buku atau artikel. Ke-3 cari pembimbing atau tutor yang terjun di usaha. Ke empat ikuti workshop serta ke lima terjun usaha.

Aplikasinya, Vita menjelaskan, untuk menangani permasalahan modal ia mengaplikasikan skema dibayar di muka atau pre order (PO). Akhirnya, ia tidak keluarkan modal besar.

Untuk menangani bahan baku, ia pilih untuk beli dengan borongan di pasar. Hingga, ongkos untuk bahan baku tambah murah.

"Ke-2, masalah suplai chain memang paling murah beli ke petaninya. Kita belumlah ada aksesnya kita lebih ke pasar dahulu, jika semakin banyak harga dimurahin dong," katanya.

Selanjutnya, untuk marketing, dia pilih untuk memaksimalkan sosial media Instagram. Di Instagram sendiri ada Instagram ads yang membantunya pasarkan produk.

Diluar itu, ia manfaatkan layanan influencer. Menurut dia, influencer ada dua type, ada yang berbayar ada pula yang gratis sebab memang tertarik produknya.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts